1.
Penguat
RC
1. 1 Rangkaian dasar
1. 2 Prinsip Kerja
Metode RC coupling menggunakan konfigurasi rangkaian RC
untuk menghubungkan output penguat dengan input penguat berikutnya.Pada
rangkaian diatas metode RC coupling ditunjukan oleh konfigurasi R1,C1 dan R2.
Fungsi R1 sebagai beban untuk penguat pertama. C1 berfungsi untuk menahan
tegangan DC dari penguat pertama dan untuk melewatkan sinyal AC dari penguat
pertama ke penguat berikutnya. R2 berfungsi sebagai penentu impedansi input pada
penguat kedua. Konfiguarasi ini dapat mengisolasi bias tegangan DC antar
penguat sehingga tidak saling mempengaruhi. Metode RC coupling ini merupakan
solusi dari masalah yang timbul dari direct coupling. metode RC coupling ini
perlu diperhatikan penentuan nilai C yang digunakan karena nilai reaktansi akan
mempengaruhi faktor pelemahan sinyal dan distorsi sinyal bila tidak tepat
nilainya.
Umpan balik positif terjadi hanya jika
tegangan makan kembali di fase dengan sinyal input asli.Kondisi ini dapat dicapai
dengan dua cara:
1.
Wien Bridge Oscillator-360 ° atau 0 ° fasa pergeseran
oleh amplifier dan 0 ° atau 360 ° fase pergeseran oleh rangkaian umpan balik
Salah satu cara mendapatkan pergeseran fasa dari 360 º adalah dengan
menggunakan dua tahap amplifier, setiap pergeseran fasa pemberian 180 º, atau
menggunakan noninverting penguat menggunakan Op Amp. Dalam hal ini, sinyal
masukantidak menghasilkan pergeseran fasa lebih lanjut. Ini adalah prinsip
dasar dari sebuah osilator jembatan
Wien.
2.
Phase Shift RC Oscillator- 180 ° fasa pergeseran oleh
amplifier dan tambahan pergeseran 180 ° fasa olehrangkaian umpan balik sini
kita bisa mengambil bagian dari output dan menyebarkannya melalui jaringan
pergeseran fasa (sirkuit Komentar) memberikan tambahan pergeseran fasa180 º.
Jadi, kita mendapatkan pergeseran fasa total 180 º + 180 º = 360 º sebagai
sinyal melewati penguat dan jaringan pergeseran fasa. Ini adalah prinsip dasar
osilator pergeseran fasa RC.
1. 3 Karakteristik Penguat RC
Dalam suatu kaskade penguat-penguat,
tegangan sinyal keluaran dari tingkat berikutnya dengan satu
rangkaian, yang dinamakan rangkaian penggandeng (kopling). Rangkaian ini
menggandeng sinyal AC dari keluaran tingkat pertama kemasukan dari tingkat
berikutnya dan tidak menggandengkan tegangan DC dari tingkat pertama dengan
masukan pada tingkat berikutnya. Untuk penguatan tegangan frekuensi audio,
gandengan antar tingkat ini dilaksanakan oleh suatu rangkaian RC atau dengan
suatu transformator (trafo).
Suatu penguat
bertingkat yang gandengan antar tingkatnya diberikan oleh suatu rangkaian RC
dinamakan penguat gandeng RC. Suatu penguat transistor ragam CE di gandeng RC
dua tingkat. Susunan kaskade dari tingkat transistor-emiter umum (CE) dapat
dilihat gambar berikut:
Perubahan perolehan
penguat menurut frekuensi dinamakan karakteristik tanggapan frekuensi dari
penguat. Untuk penguat gandengan RC
karakteristiknya dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1.
Batas frekuensi dimana perolehan penguat
kira-kira tetap dan dinamakan daerah frekuensi tengah,
2.
Daerah frekuensi, dibawah batas
frekuensi tengah, dimana perolehan turn dengan berkurangnya frekuensi dan
dinamakan daerah frekuensi rendah,
3.
Batas frekuensi, diatas batas frekuensi
tengah, dimana perolehan turun dengan naiknya frekuensi dan dinamakan daerah
frekuensi tinggi dari penguat.
Dalam karakteristik
tanggapan dari penguat dapat didefenisikan dua frekuensi, yang dinamakan
frekuensi-frekuensi setengah daya. Dinamakan demikian karena perolehan daya
dari penguat pada frekuensi ini sama dengan setengah harga frekuensi tengah.
Terimakasihh,,,
BalasHapusmaterinya sangat membantu saya ....
Terimakasih
BalasHapusMaterinya sangat membantu