STRUKTUR
MATA DAN FUNGSI MATA
a.
Sturktur
mata
Merupakan bagian terluar dari bola
mata yang menerima cahaya dari sumber
cahaya. Kornea adalah bagian depan mata
yang tembus pandang yang menutupi iris
dan pupil.
Bila kornea disentuh maka kelopak
mata
akan menutup secara refleks. Kornea tidak memiliki pembuluh
darah
2. Seklera
Merupakan bagian dinding mata yang berwarna putih. Tebalnya
rata- rata 1 milimeter tetapi pada irensi otot, menebal menjadi 3 milimeter. Sklera atau selaput keras atau selaput putih (berasal dari bahasa Yunani
skleros artinya keras) adalah
lapisan luar mata yang berwarna putih, berserat, tembus cahaya, elastis dan
mengandung kolagen.
Pada mata manusia, keseluruhan sklera berwarna putih, kontras dengan bagian iris
yang berwarna, namun pada mamalia
lain, bagian sklera yang terlihat memiliki warna yang sama dengan warna iris,
sehingga mata mereka terlihat tidak memiliki warna putih.Dalam usia
perkembangan embrio, sklera terbentuk dari puncak saraf. Pada anak-anak, sklera
berbentuk sangat tipis dan terlihat warna kebiruan pada dasar pigmen. Menginjak
usia tua, tumpukan lemak pada sklera dapat membuatnya terlihat sedikit kuning.
3. Pupil
Dari kornea, cahaya akan diteruskan
ke pupil. Pupil menentukan kuantitas cahaya yang masuk ke bagian mata yang
lebih dalam. Pupil mata akan melebar jika kondisi ruangan yang gelap, dan akan
menyempit jika kondisi ruangan terang. Lebar pupil dipengaruhi oleh iris di
sekelilingnya.Iris berfungsi sebagai diafragma. Iris inilah terlihat sebagai bagian yang berwarna pada
mata. Pupil atau anak mata adalah pembukaan di tengah mata.
Cahaya
masuk lewat pupil dan diteruskan melalui lensa
mata,
yang memusatkan bayangan ke retina.
Pupil terletak di belakang retina
bagian tengah. Ukuran pupil dikendalikan oleh otot.
Bila perlu banyak cahaya, pupil membesar. Bila cahaya bertambah terang, pupil
bertambah kecil. Perubahan ini terjadi secara refleks. Pupil dapat dibandingkan
dengan pengatur cahaya pada kamera.
Pupil akan lebih jelas terlihat apabila dilihat dengan sebuah mikroskop.
4. lensa
Mata
Lensa mata menerima cahaya dari
pupil dan meneruskannya pada retina. Fungsi lensa mata adalah mengatur fokus
cahaya, sehingga cahaya jatuh tepat pada bintik kuning retina. Untuk melihat
objek yang jauh (cahaya datang dari jauh), lensa mata akan menipis. Sedangkan untuk
melihat objek yang dekat (cahaya datang dari dekat), lensa mata akan menebal.
5. Retina
Retina adalah bagian mata yang
paling peka terhadap cahaya, khususnya bagian retina yang disebut bintik
kuning. Setelah
retina, cahaya diteruskan ke saraf optik. Retina adalah selapis tipis sel yang terletak pada bagian
belakang bola mata
vertebrata
dan cephalopoda. Retina merupakan
bagian mata yang mengubah cahaya menjadi sinyal syaraf.
Retina memiliki sel fotoreseptor ("rods" dan "cones") yang
menerima cahaya.
Sinyal yang dihasilkan kemudian mengalami proses rumit yang dilakukan oleh neuron
retina yang lain, dan diubah menjadi potensial
aksi
pada sel ganglion retina. Retina tidak hanya mendeteksi cahaya, melainkan juga
memainkan peran penting dalam persepsi visual. Pada tahap embrio,
retina dan syaraf optik berkembang sebagai bagian dari perkembangan luar otak.
6. Syaraf
Optik
Saraf yang memasuki sel tali dan
kerucut dalam retina, untuk menuju ke otak
b.
Fungsi Mata
Sinar yang
masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kali yaitu
waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor.
Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda
akan jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar.
Ada dua macam
sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang (sel
basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu.
Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang
terdapat pada sel batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi
untuk situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih
pada suasana terang yaitu untuk membedakan warna, makin ke tengah maka jumlah
sel batang makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning hanya ada sel konus
saja.
Pigmen ungu
yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu senyawa protein
dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari, maka rodopsin
akan terurai menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali pigmen terjadi
dalam keadaan gelap. Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut
adaptasi gelap (disebut juga adaptasi rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata
sulit untuk melihat.
Pigmen
lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang merupakan gabungan
antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang peka
terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel konus tersebut
mata dapat menangkap spektrum warna. Kerusakan salah satu sel konus akan menyebabkan
buta warna.
Jarak terdekat
yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum proximum). Jarak
terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik jauh (punctum
remotum). Jika kita sangat dekat dengan obyek maka cahaya yang masuk ke mata
tampak seperti kerucut, sedangkan jika kita sangat jauh dari obyek, maka sudut
kerucut cahaya yang masuk sangat kecil sehingga sinar tampak paralel. Lihat
Gambar 11.18. Baik sinar dari obyek yang jauh maupun yang dekat harus
direfraksikan (dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam pada retina agar
obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan penglihatan yang
jelas disebut pemfokusan.
Cahaya
dibiaskan jika melewati konjungtiva kornea. Cahaya dari obyek yang dekat
membutuhkan lebih banyak pembiasan untuk pemfokusan dibandingkan obyek yang
jauh. Mata mamalia mampu mengubah derajat pembiasan dengan cara mengubah bentuk
lensa. Cahaya dari obyek yang jauh difokuskan oleh lensa tipis panjang,
sedangkan cahaya dari obyek yang dekat difokuskan dengan lensa yang tebal dan
pendek. Perubahan bentuk lensa ini akibat kerja otot siliari. Saat melihat
dekat, otot siliari berkontraksi sehingga memendekkan apertura yang
mengelilingi lensa. Sebagai akibatnya lensa menebal dan pendek. Saat melihat
jauh, otot siliari relaksasi sehingga apertura yang mengelilingi lensa membesar
dan tegangan ligamen suspensor bertambah. Sebagai akibatnya ligamen suspensor
mendorong lensa sehingga lensa memanjang dan pipih.Proses pemfokusan obyek pada
jarak yang berbeda-berda disebut daya akomodasi.
Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja kamera, kecuali cara mengubah fokus lensa.
Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja kamera, kecuali cara mengubah fokus lensa.
c.
Sistem kerja mata
Mata manusia
memiliki cara kerja otomatis yang sempurna, mata dibentuk dengan 40 unsur utama
yang berbeda dan kesemua bagian ini memiliki fungsi penting dalam proses
melihat kerusakan atau ketiadaan salah satu fungsi bagiannya saja akan
menjadikan mata mustahil dapat melihat. Lapisan tembus cahaya di bagian depan
mata adalah kornea, tepat dibelakangnya terdapat iris, selain member warna pada
mata iris juga dapat merubah ukurannya secara otomatis sesuai kekuatan cahaya
yang masuk, dengan bantuan otot yang melekat padanya. Misalnya ketika berada di
tempat gelap iris akan membesar untuk memasukkan cahaya sebanyak mungkin.
Ketika kekuatan cahaya bertambah, iris akan mengecil untuk mengurangi cahaya
yang masuk ke mata. System pengaturan otomatis yang berkeja pada mata bekerja
sebagaimana berikut.
Ketika cahaya
mengenai mata sinyal saraf terbentuk dan dikrimkan ke otak, untuk memberikan
pesan tentang keberadaan cahaya, dan kekuatan cahaya. Lalu otak mengirim balik
sinyal dan memerintahkan sejauh mana otot disekitar iris harus mengerut. Bagian
mata lainnya yang bekerja bersamaan dengan struktur ini adalah lensa. Lensa bertugas
memfokuskan cahaya yang memasuki mata pada lapisan retina di bagian belakang
mata.
Karena
otot-otot disekeliling lensa cahaya yang datang ke mata dari berbagai sudut dan
jarak berbeda dapat selalu difokuskan ke retina.Semua system yang telah kami
sebutkan tadi berukuran lebih kecil, tapi jauh lebih unggul daripada peralatan
mekanik yang dibuat untuk meniru desain mata dengan menggunakan teknologi
terbaru, bahkan system perekaman gambar buatan paling modern di dunia ternyata
masih terlalu sederhana jika dibandingkan mata. Jika kita renungkan segala
jerih payah dan pemikiran yang dicurahkan untuk membuat alat perekaman gambar
buatan ini kita akan memahami betapa jauh lebih unggulnya teknologi penciptaan
mata.
Jika kita
amati bagian-bagian lebih kecil dari sel sebuah mata maka kehebatan penciptaan
ini semakin terungkap. Anggaplah kita sedang melihat mangkuk Kristal yang penuh
dengan buah-buahan, cahaya yang datang dari mangkuk ini ke mata kita menembus
kornea dan iris kemudian difokuskan pada retina oleh lensa jadi apa yang
terjadi pada retina, sehinggasel-sel retina dapat merasakan adanya cahaya
ketika partikel cahaya yang disebut foton mengenai sel-sel retina. Ketika itu
mereka menghasilkan efek rantai layaknya sederetan kartu domino yang tersusun dalam
barisan rapi. Kartu domino pertama dalam sel retina adalah sebuah molekul
bernama 11-cis retinal. Ketika sebuah foton mengenainya molekul ini berubah
bentuk dan kemudian mendorong perubahan protein lain yang berikatan kuat
dengannya yakni rhodopsin.
Kini rhodopsin berubah menjadi
suatu bentuk yang memungkinkannya berikatan dengan protein lain yakni
transdusin. Transdusin ini sebelumnya sudah ada dalam sel namun belum dapat
bergabung dengan rhodopsin karena ketidak sesuaian bentuk. Penyatuan ini
kemudian diikuti gabungan satu molekul lain yang bernama GTP kini dua protein
yakni rhodopsin dan transdusin serta 1 molekul kimia bernama GTP telah menyatu
tetapi proses sesungguhnya baru saja dimulai senyawa bernama GDP kini telah
memiliki bentuk sesuai untuk mengikat satu protein lain bernama
phosphodiesterase yang senantiasa ada dalam sel. Setelah berikatan bentuk
molekul yang dihasilkan akan menggerakkan suatu mekanisme yang akan memulai
serangkaian reaksi kimia dalam sel.
Mekanisme ini
menghasilkan reaksi ion dalam sel dan menghasilkan energy listrik energy ini
merangsang saraf-saraf yang terdapat tepat di belakang sel retina. Dengan
demikian bayangan yang ketika mengenai mata berwujud seperti foton cahaya ini
meneruskan perjalanannya dalam bentuk sinyal listrik. Sinyal ini berisi
informasi visual objek di luar mata.Agar mata dapat melihat sinyal listrik yang
dihasilkan dalam retina harus diteruskan dalam pusat penglihatan di otak. Namun
sel-sel saraf tidak berhubungan langsung satu sama lain ada celah kecil yang
memisah titik-titik sambungan mereka lalu bagaimana sinyal listrik ini
melanjutkan perjalanannya disini serangkaian mekanisme rumit terjadi energy
listrik diubah menjadi energy kimia tanpa kehilangan informasi yang sedang
dibawa dan dengan cara ini informasi diteruskan dari satu sel saraf ke sel
saraf berikutnya. Molekul kimia pengangkut ini yang terletak pada titik
sambungan sel-sel saraf berhasil membawa informasi yang datang dari mata dari
satu saraf ke saraf yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar