1.
Unsur-Unsur Dinamis Pembelajaran
1. Motivasi belajar menuntut sikap tanggap dari pihak guru
serta kemampuan untuk mendorong motivasi dengan berbagai upaya pembelajaran.
Ada beberapa prinsip yang dapat digunakan oleh guru dalam
rangka memotivasi siswa agar belajar, ialah:
1. Prinsip kebermaknaan, siswa
termotivasi untuk mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya,
2. Prasyarat, siswa lebih suka
mempelajari sesuatu yang baru jika dia memiliki pengalaman prasyarat
(prerckuisit).
3. Model, siswa lebih suka memperoleh
tingkah laku baru bila disajikan dengan suatu model perilaku yang dapat diamati
dan ditim.
4. Komunikasi terbuka, siswa lebih suka
belajar bila penyajian ditata agar supaya pesan-pesan guru terbuka terhadap
pendapat siswa.
5. Daya tarik, siswa lebih suka belajar
bila perhatiannya tertarik oleh penyajian yang menyenangkan/menarik.
6. Aktif dan latihan, siswa lebih
senang belajar bila dia dapat berperan aktif dalam latihan/praktik dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran
7. Latihan yang terbagi, siswa lebih
suka belajar bila latihan-latihan dilaksanakan dalamjangka waktu yang pendek.
8. Tekanan instruksional, siswa lebih
suka belajar terus bila kondisi pembelajaran menyenangkan baginya.
9. Keadaan yang menyenangkan, siswa
lebih suka belajar terus bila kondisi-kondisi pembelajaran menyenangkan bagmya.
2. Sumber-sumber yang digunakan sebagai bahan belajar terdapat
pada:
1. Buku pelajaran yang sengaja
disiapkan dan berkenan dengan mata ajaran tertentu. Bahan-bahan tersebut dapat
berupa sumber pokok dan sumber pelengkap. Pemilihim buku-buku sumber telah
ditetapkan dalam pedoman kurikulum dan berdasarkan pilihan guru berdasarkan
pertimbangan tertentu.
2. Pribadi guru sendiri pada dasamya
merupakan sumber tak tertulis dan sangat penting serta sangat kaya dan luas,
yang perlu dimanfaatkan secara maksimal. Itu sebabnya, guru senantiasa diminta
agar terus belajar untuk memperkaya dan memperluas serta mendalami ilmu
pengetalman, sehingga pada waktunya dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan
belajar yang berdaya guna bagi kepentingan proses belajar siswa.
3. Sumber masyarakat, juga merupakan
sumber yang paling kaya bagi bahan belajar siswa. Hal-hal yang tidak tertulis
dalam buku dan belum terkuasai oleh guru, ternyata ada dalam, masyarakat berupa
objek, kejadian dan peninggalan sejarah. Hal-hal tersebut dapat digunakan
sebagai bahan belajar. Untuk itu, guru perlu menyiapkan program pembelajaran
dalam upaya memanfaatkan masyarakat sebagai sumber bahan belajar bagi siswanya.
3. Pengadaan alat-alat bantu belajar dilakukan oleh guru, siswa
sendiri dan bantuan orang.
Namun, harus dipertimbangkan kesesuaian alat bantu belajar
itu dengan tujuan belajar, kemampuan siswa sendiri, bahan yang dipelajari, dan
ketersediaannya di sekolah. Prinsip kesesuaian ini perlu diperhatikan karena
sering terjadi pemilihan dan penggunaan suatu alat bantu belajar ternyata tidak
cocok untuk pengajaran dan ternyata tidak banyak pengaruhya terhadap
keberhasilan belajar siswa. Prosedur yang harus ditempuh adalah:
1. Memilih dan menggunakan alat bantuan
yang tersedia di sekolah sesuai dengan rencana pembelajaran.
2. Siswa memilih dan membuat sendiri alat
bantu yang diperlukan, berdasarkan petunjuk dan bantuan guru.
3. Membeli di pasaran bebas scandamya
alat yang diperlukan itu ada di pasaran dan cocok dengan kegiatan belajar yang
akan ditakukan.
4. Untuk
menjamin dan membina suasana belajar yang efektif. guru dan siswa dapat
melakukan beberapa upaya sebapi berikut:
1. Sikap guru sendiri terhadap
pembelajaran di kelas. Guru diharapkan bersikap menunjang, membantu, adil, dan
terbuka dalam kelas. Sikap-sikap tersebut pada gilirannya akan menciptakan suasana
yang menyenangkan dan menggairahkan serta menciptakan antusiasme terhadap
pelajaran yang sedang diberikan.
2. Perlu adanya kesadaran yang tinggi
di kalangan siswa untuk membina disiplin dan tata tertib yang baik di dalam
kelas. Suasana yang disiplin ini juga ditentukan oleh perilaku guru, kemampuan
guru memberikan pengajaran. serta suasana dalam diri siswa sendiri.
3. Guru dan siswa berupaya menciptakan
hubungan dan kerjasama yang serasi, selaras dan seimbang dalam kela. yang
dijiwai oleh rasa kekeluargaan dan kebersamaan rasa tenggang rasa dan tanggung
jawab untuk kepentingan bersama ternyata lebih efektif dibandingkan dengan
suasana dengan persaingan, berusaha untuk kopentingan sendiri, dan pergaulan
guru siswa yang renggang dan kaku.
5. Subjek belajar yang berada dalam kondisi kurang mantap perlu
diberikan binaan.
Pembinaan kesehatan, penyesuaian bahan belajar dengan
tingkat kecerdasan siswa, memperhatikan kesiapan belajar yang tepat waktunya,
penyesuaian bahan, belajar dengan kemampuan dan bakatnya, dan memberikan
pengalaman-pengalaman perekuisit, semua kondisi itu perlu terus dikontrol oleh
guru.
Sediakan waktu yang khusus untuk mengenal dan mengetahui
dengan seksama semua kondisi subjek belajar. Bila diketahui terdapat ketidak
seimbangan dan gangguan pada kondisi mereka, maka guru perlu segera melakukan
upaya untuk memperbaiki dan meningkatkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar